INDONESIA : BROMO - Hellofromourhome ID

Saturday 28 October 2017

INDONESIA : BROMO


Ini adalah pengalaman keduaku ke Bromo. Walaupun kedua kali, tetapi serasa pertama kali karena sebenarnya aku tidak ingat apa-apa, karena pada waktu itu aku masih kecil seperti umur putri kami sekarang. Dan hanya melihat Gunung Bromo dari kejauhan. 

Liburan kali ini kami pun menyempatkan untuk menjelajahi Bromo sebelum melanjutkan perjalanan kami kekota lainnya. Kami berangkat sore hari sekitar pukul 06.00 malam (PM) dan sampai dipenginapan dekat dengan Bromo pada pukul 10.00 malam (PM). Tetapi kami sempat berhenti sekitar 1 jam untuk makan malam di Rawon Nguling sebelum memasuki wilayah pedesaan Bromo (akan saya ulas ditopik makanan).

Jadi total perjalanannya sendiri adalah sekitar 3 jam (tanpa macet). PIlihlah waktu dihari biasa untuk pergi keluar dari Surabaya karena terkadang perjalanannya sendiri akan menyita waktu jika anda pergi pada saat akhir pekan atau musim liburan. 

Setibanya kami dipenginapan kami langsung beristirahat. Kami menyewa mobil jeep beserta supirnya untuk 4 lokasi yaitu:
1. Diatas Bukit untuk melihat sunrise dengan pemandangan Gunung Bromo
2. Gunung Bromo, naik keatas puncak gunung untuk melihat kebawah yaitu kawah gunung Bromo yang masih mengeluarkan asap.
3. Bukit Teletubbies/Savana Padang Rumput.
4. Lokasi Pasir Berbisik 

Anda bisa memilih antara 2 lokasi atau 4 lokasi. Tetapi jika anda memilih untuk menuju ke Bukit Teletubbies, maka akan dihitung menjadi 4 lokasi karena tempat tersebut adalah yang paling jauh dari kesemuanya karena terletak dipaling ujung.

Rate:
Biaya yang ditawarkan untuk 4 lokasi sekitar Rp.500,000,- sampai Rp550,000,- per jeep/transport. (belum termasuk biaya masuk).
Untuk 2 lokasi sekitar Rp. 400,000,-
Harga ni tidak termasuk tour guide, hanya supir yang membantu mengarahkan tetapi mereka hanya akan menunggu disekitar jeep mereka tersebut.

Biaya Masuk:
Per orang : Rp.32,500,-
Per mobil : Rp. 10,000,-

Satu Jeep kira-kira bisa memuat sekitar maksimal 6 orang.
4 orang dibelakang
2 orang didepan + supir.

Kami tidak menyewa jasanya untuk transportasi dari Surabaya ke tempat tinggal kami diBromo. Tetapi mereka juga menyediakan transportasi untuk wisatawan yang tidak memiliki kendaraan ke gunung Bromo. Tidak disarankan untuk menggunakan kendaraan umum bagi yang belum berpengalaman karena rutenya tidak hanya sekali jalan.

Jalan menuju kepedesaan Bromo ini juga sangat berbahaya karena curam dan sempit, jika anda menyetir sendiri pastikan mobil anda diperlengkapi dan berpergianlah bersama supir yang berpengalaman tentunya.

Waktu:
Kami dijemput oleh Jeep kami untuk melihat sunrise sekitar pukul 2.30 pagi.

Kenapa?
Sebenarnya jarak tempuh dari tempat kami menginap dengan bukit untuk melihat sunrise itu hanya sekitar 30-45 menit. Jadi sebenarnya kami menunggu sangat lama diatas bukit untuk menunggu sunrise sekitar hampir 2 jam. 

Supir kami menjelaskan mengapa kita harus pergi awal karena banyak jeep-jeep lain yang juga mengantarkan wisatawan lain yang nantinya mereka akan memarkirkan kendaraan mereka disisi-sisi jalan. Jika kita datang terlambat, maka jeep yang kita tumpangi tidak akan bisa sampai keatas bukit karena terhalang oleh jeep-jeep yang parkir tersebut. Jadi mau tidak mau kita harus berjalan atau jika tidak memakai ojek (tambahan biaya).

Ada 3 bukit tempat untuk melihat matahari terbit:
1. Bukit Cinta
2. Bukit Kingkong
3. Penanjakan

Penanjakan adalah bukit yang paling tertinggi ( dan mungkin yang terbagus, menurut supir kami). Tetapi tempatnya sedang direnovasi karena jalanan pejalan kakinya banyak yang rusak.

Tempat kami berada untuk melihat matahari terbit adalah Bukit Kingkong. Disini banyak wisatawan asing.

Tempat ketiga adalah Bukit Cinta. Dibukit ini sangat ramai dengan pengunjung, sudah dilengkapi dengan kafe-kafe kecil juga anak tangga. Seperti baru saja direnovasi, terlihat dari depan masih sangat bagus. Banyak wisatawan lokal dan asing berada disini juga. 


Dibukit tempat kami menunggu matahari terbit, banyak sekali orang yang menawarkan/menjajakan barang sewaan/dagangannya seperti:
1. Kursi, per kursi sekitar Rp.10,000,- (bisa ditawar dari Rp20,000,- tetapi jika anda merasa mau untuk membayar lebih mereka akan menawarkan dari harga awal)
Ada 2 jenis kursi : kursi dengan sandaran atau tidak. 
2. Jacket winter
3. Topi/Sarung tangan
4. Kopi/Teh
5. Kaos Kaki
Kami terpaksa membeli kaos kaki disana karena papa Mich hanya memakai sandal sepatu. Harga per kaos kaki Rp. 20,000,- Tetapi dia meminta jasa upahnya Rp.5,000,-

Selain itu beberapa orang juga menjual souvenir disepanjang jalan masuk, juga makanan dan minuman.

Menggunakan kamar kecil/toilet juga membayar sekitar Rp.4,000,-

Pada waktu menunggu malam itu, pemandangan dilangit dipenuhi dengan bintang-bintang. Sayang kamera kami tidak bisa menangkap pemandangan malam itu.

Cuaca
Cuacany sangat mendukung pada dini hari tersebut, Thanks God, karena sebelumnya berdoa dan berharap cuaca tidak hujan. Udaranya tidak sedingin yang dibayangkan bakal dingin sekali. Mungkin karena tidak ada angin yang bertiup kencang. Ketika cek dari aplikasi dihandphone, udaranya sekitar 16 derajat.

Pakaian:
Karena tidak ada persiapan kami hanya membawa seperlunya,
1. Warmer/Thermo shirt (ini perlu sekali sebagai kaos dalam sehingga agak sedikit hangat.
2. Sisanya saya cuma pakai 2 sweater plus jacket (pinjaman)
3. Sepatu tertutup (sebaiknya memakai sepatu olahraga yang tertutup kalau perlu plus kaos kaki tebal)
4. Topi/Penutup telinga (optional, bagi yang tidak kuat dingin untuk menutupi telinga)
5. Syal (optional)
6. Sarung tangan (perlu karena lama kelamaan tangan kita akan jadi sangat dingin/beku)
7. Senter (bisa bawa senter traditional atau dengan aplikasi handphone, karena sekitar bukit tempat kita menunggu tidak ada pencahayaan yang baik)
8. Jacket winter/Coat (jika yang tidak kuat dingin bisa sebaiknya membawa jacket musim dingin)




Matahari mulai terbit sekitar pukul 05.00 AM pagi.

Salah satu alasan lain bagi kita untuk datang lebih awal adalah untuk menempati tempat terdepan untuk melihat matahari terbit. Ketika Anda datang lebih awal, Anda bisa berdiri / duduk di depan tanpa banyak orang menghalangi pandangan Anda. Pastikan Anda menghadap ke sisi kiri depan pada saat matahari akan terbit dari sisi kiri di Bukit Kingkong ini.

Dibukit Kingkong ini ada dua lokasi untuk melihat matahari terbit. Jika anda jalan terus melewati jalanan setapak anda akan menuju ke tempat lokasi yang dekat dengan gunung bromo. pemandangannya disana sangat menakjubkan.

Banyak orang yang keluar dari pembatas jalan ini untuk berfoto, asal berhati-hati saja jika ingin berfoto.



Setelah selesai melihat matahari terbit sekitar pukul 06.00 pagi kami pun menuju ke 3 lokasi yang lain. Banyak jeep-jeep yang memarkirkan kendaraannya disisi kiri dan kanan. Supir kami bercerita jika tiap hari wisatawan yang datang ke gunung Bromo juga sebanyak ini tiap hari.


Kami meminta untuk berhenti dipadang pasir ini, banyak sekali jeep-jeep lain yang juga berhenti disini untuk berfoto dengan latar belakang gunung dan bukit.




Kami pun menuju ke lokasi selanjutnya yaitu di bawah tangga dari kawah Gunung Bromo Sukapura. Kawah Bromo yang ada difoto dibawah ini masih mengeluarkan asap. Untuk menuju ke bawah anak tangga anda bisa menyewa kuda, 
Harga Sewa Kuda : Rp.10,000,-

Setelah itu anda harus menaiki anak tangga untuk sampai menuju kepuncak gunung Bromo. Bukit disebelah gunung Bromo ini adalah bukit Batok.

Kami tidak naik sampai kekawah Bromo karena keterbatasan waktu.


Lokasi yang kami datangi selanjutnya adalah Bukit Teletubbies dan Savanah/ Padang Rumput. Cuacanya begitu cerah sehingga langit pun terlihat indah.
Disebut bukit Teletubbies dikarenakan bukit ini menyerupai dengan tayangan teletubbies ketika para teletubbies bermunculan keluar dari bukit. Didaerah ini juga terdapat penyewaan kuda.



Tepat berhadapan dengan Bukit Teletubbies ini adalah savana atau padang rumput hijau yang luas.


Lokasi terakhir yang kami datangi selanjutnya adalah Pasir berbisik. Disebut Pasir berbisik berkaitan dengan film Indonesia yang populer dengan judul yang sama. 
Tetapi sebenarnya mungkin dikatakan pasir berbisik karena ketika angin bertiup, saya melihat pasir-pasirnya seperti terbang dan bergelombang seperti seakan-akan suaranya seperti orang berbisik.

Disini terdapat juga batu-batu yang disebut Batu SInga menurut bapak supir jeep kami.


Setelah nya kami pun kembali ketempat penginapan kami sekitar pukul 09.00 pagi. Cuaca disekitar Bromo sangat cerah, tetapi udaranya tidak terlalu dingin sepert pada malam hari.
Michelle pun sudah terbangun dan mendapati kami baru saja kembali. 

Sebenarnya kawasan Gunung Bromo ini sudah sangat rapi dan merupakan obyek wisata yang mudah dijangkau oleh wisatawan. Bahkan anak-anak sekalipun jika ingin datang kemari juga masih bisa ikut untuk melihat matahari terbit dan berfoto atau naik kuda dibawah gunung Bromo. 

Mungkin dikesempatan yang akan datang, kami akan kembali lagi bersama dengan Michelle.


Penginapan yang kami tumpangi adalah penginapan lokal yang disewakan. Tentu saja fasilitas didalamnya tidak sebagus fasilitas hotel, tetapi cukup bersih dan aman.
Pemiliknya pun sangat ramah, Dia membantu kami membeli nasi bungkus yang ada disekitar penginapan (seperti gojek tanpa aplikasi).
Anda bisa melihatnya penginapan kami disini

Ada beberapa tempat penginapan lain yang sempat kami lewati seperti klik link dibawah ini.
1. Bromo Terrace Hotel
2. SM Bromo Hotel
3. Rumah Bromo
4. Hotel Nadia Bromo

Biasanya tour Bromo akan dilanjutkan dengan menuju ke kawah Ijen di Banyuwangi. Tetapi jaraknya sangat jauh untuk ditempuh, Sekitar 7-8 jam perjalanan dari Bromo menurut Google. Karena daerah Banyuwangi sebenarnya agak dekat dengan pulau Bali. 

Jika anda memiliki banyak waktu, anda bisa meneruskan perjalanan anda dari Banyuwangi menuju kepulau Bali. Dari Ijen menuju ke kota Denpasar diBali hanya akan menempuh perjalanan sekitar 5-6 jam termasuk perjalanan laut.


Video Bromo akan kami upload dichannel kami menyusul.

Terima Kasih sudah membaca ♡

Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut;

No comments:

Post a Comment